Adev Chudaiva Bentuk Genre Egyptian Metal

Adev Chudaiva Bentuk Genre Egyptian Metal

DRUMMER INI BISA MEMBERIKAN INSPIRASI BAGI SEMUA MUSISI, KHUSUSNYA DRUMMER DI INDONESIA.

Tidak berbeda dengan drummer lainnya yang menekuni dan meraih sebagai musisi sejati. Latihan dan patuh terhadap tempo dan ritmik merupakan salah satu metode wajib bagi seorang drummer manapun. Termasuk seorang drummer yang diwawancarai Audiopro. Adalah Adev Chudaiva seorang drummer dan instruktur drum di beberapa sekolah musik. Musisi muda yang konsisten bergerak di jalur musik sebagai drummer ini “menularkan” ilmu drum-nya kepada anak didiknya dari berbagai daerah. Adev mulai menekuni hobi bermusiknya sejak duduk di sekolah menengah pertama hingga kini menjadi sebuah profesi sebagai pemain drum session dan drumer Chudaiva Conspiracy. Selain menjalankan kegiatan memberi pembelajaran drum secara online, kegiatan yang sedang dilakoni selama masa pandemi ini, adalah kerap diundang sebagai nara sumber di beberapa stasiun radio di Indonesia. Adev berbagi pengalamannya dengan Audiopro “Dari tahun lalu hingga sekarang, saya masih dipercaya menjadi narasumber di beberapa stasiun radio dan mengajar online di sejumlah sekolah musik. Karena acara musik belum boleh diadakan seacara ‘offline’. Jadi sekarang sering mengikuti konser virtual bersama komunitas-komunitas musik yang ada di Jabodetabek, seperti DPD Pappri Jakarta, IKI (indonesia kita), dan sejumlah paguyuban musik.” Jelas Adev yang dahulu berlatih drum secara formal dengan Sandi Pas Band.

Foto: Dok. Adev

CHUDAIVA CONSPIRACY
Adev membentuk band besutannya, Chudaiva Conspiracy, tengah promo single-nya di sejumlah radio nasional. Band yang dibentuknya mengusung genre musik yang terbilang unik, boleh dikatakan belum ada band di Indonesia yang membentuk genre The Egyptian Metal. “Kita menyebutnya genre religi Metal yaitu The Egyptian Metal. Intinya pengen ngasih perubahan atau pengen ada yang beda. Karena main musik pengen bersyiar atau berdakwah. Jenis musik ini ada yang bilang juga arabic metal,” imbuh Adev. Dia manambahkan, saya pribadi menyukai dan memainkan semua genre musik. Malah bermain musik, karena pengen dapet cewek cakep juga sudah pernah,” kata Adev sambil tertawa. Pada Chudaiva Conspiracy, Adev ingin mengenalkan ada perubahan dalam bermusik yang diusung dengan band-nya. Adev berupaya menggabungkan sisi tradisional (etnik timur tengah) dan musik moderen. Walhasil, musik yang dibentuk bersama band-nya menjadi lebih unik dan menarik. Dapat kita tonton di Youtube Adev Chudaiva https://www.youtube.com/channel/UCNN-0vzgSwe1RAct7bA1ZDA.

AWAL MAIN DRUM
Profesi sebagai drummer bagi Adev merupakan impian sejak dua puluh tahun lalu mulai dia tekuni. Ada pengalaman menarik, Adev yang mulai tampak menyukai bermain drum saat kecil. Dia gemar memukul- mukul benda apapun yang bisa dijadikan bunyi-bunyian ritmis.”Mungkin dari kecil saya suka mukulin kaleng susu dan biskuit. Suatu ketika, nenek gue mau sholat. Beliau teriak-teriak ‘Berisik, orang mau sholat malah kendang-kendangan.’ Buat gue main drum itu seru, fun, dan memacu andrenaline.” Kenang Adev kelahiran Jakarta 1983. Seorang drummer bisa melatih otak kiri dan kanan sekaligus mampu mensinkronkan dengan menggerakkan anggota tubuh yang bisa terkoordinasi dengan baik. Seperti tips yang dibagikan Adev, jika kita ingin menjadi seorang drummer. “Main drum itu, seperti membagi koordinasi antara tangan dan kaki. Bisa lebih luas, (pergerakkan) tangan kanan dan kiri enggak boleh sama. Begitu juga dengan kedua kaki. Semuanya butuh kosentrasi, sabar dan tenang. Jadi, main drum itu bisa buat terapi ya. Karena ada beberapa murid yang berkebutuhan khusus malah disuruh belajar drum. Menurut penelitian di Eropa, seorang drummer tingkat kecerdasannya benar-benar di atas rata-rata,” ujar Adev pengajar drum di sekolah musik Erwin Gutawa, Purwa Caraka, dan Eno Netral. Permainan drum Adev, banyak terinspirasi dari musisi-musisi dunia di era 90’an.”Sekitar tahun 90’an adalah masa-masa indah menurut gue. Bukan hanya di dunia musik, melalinkan di film-film juga bagus. Salah satu drummer yang membuat gue pengen menjadi drummer adalah Igor Cavalera (eks Sepultura dan Cavalera Conspiracy).” Kata Adev. Adev yang sempat bergabung dengan kelompok orkestra Erwin Gutawa sejak tahun 2019, berpendapat tentang drummer Indonesia juga tak kalah hebat dengan drummer dunia. Dia mengagumi sosok Gilang Ramadhan. Adev memandang Gilang Ramadhan merupakan sosok drummer yang masih konsisten memainkan musik Indonesia. Kalau melihat Gilang main drum kayak berasa kita lagi berada di Aceh, Minang, Sunda, Bali, atau Papua. Semua rhythm Indonesia sanggup dia mainkan. Jadi, setidaknya kita bisa bangga jadi orang Indonesia mempunyai budaya dan musik yang beraneka ragam.

Teks: Fajar Arianto

TIPS
Adev Chudaiva sebagai session player dan drummer Chudaiva Conspiracy memberikan beberapa tips untuk drummer muda:

  1. Kalau mau jadi musisi harus totalitas, jangan setengah-setengah. Karena kalau setengah-setengah ntar duitnya juga setengah-setengah, Hehehe
  2. Harus latihan setiap hari. Jadi, jangan hari ini latihan lalu besok enggak latihan.Atau, latihan 1 hari 8 jam tapi baru latihan lagi minggu depan, itu enggak efektif. Misalnya 1 hari cuma ada waktu latihan 1 jam. Ya sudah, kerjakan setiap hari. Itu bakal ada hasilnya (intense).
  3. Sekarang mau jadi musisi sudah gampang. Beda sama jaman gue dulu mau rilis album harus ke label besar. Sudah gitu, (major) label ngomong “Musik lo asik, cuma bisa enggak band lo kaya band si A, B atau C?” Kalau sekarang, bikin musik bisa bebas tanpa harus ngikutin band-band yang sudah ada. Karena sudah ada platform digital (Spotify, Joox, iTunes, Deezer, dan sebagainya). Kemudian, lo bisa manfaatkan sosmed buat promo band lo. Apalagi sekarang orang-orang sudah klik Youtube bisa cari anything you want. Misalnya, lo cari cara belajar musik, Harusnya kita manfaatin seperti itu karena teknologi sudah canggih.
  4. Ini yang paling penting “Be your self” (jadi diri sendiri), kebanyakan musisi selalu mengikuti idolanya gaya mainnya, stylenya, fashionnya, anythinglah. Itu membuat lo engga berkembang.
  5. Harus kreatif, musik itu enggga hanya 1 genre. Musik luas , musik universal. Musik itu engga melihat ras, agama atau warna kulit. Musik bisa mempersatukan umat manusia. Bikin sekreatif mungkin. Karena kreatifitas itu tanpa batas.
  6. Musisi harus banyak melakukan inovasi, jangan cuma mendengarkan satu genre. Dengerin semuanya walaupum enggak suka. Karena melihat musik itu jangan (cuma) satu arah harus dengan banyak arah, banyak referensi, dan banyak berlatih. Karena lo bakal menjadi musisi yang bakal banyak ide.
  7. Kalau bisa mainin musik tradisional & etnik khas indonesia. Karena waktu tahun 2014, gue sama Gilang ke kampus ISI Padang Panjang. Itu yang gue lihat belajar main talempong (sejenis gamelan kalau di Jawa). Kebanyakan orang bule jangan sampai nanti orang bule main musik Indonesia. Terus orang Indonesia main musik Barat. Mari kita lestarikan budaya dan musik indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi? Jangan sampai musik asli Indonesia ‘hilang’ akibat pengaruh dari musik luar. Tanpa kita sadari anak-anak muda lebih senang budaya dari luar. Nanti nama Indonesia tinggal nama doang. Mari kita lestarikan budaya Indonesia.

Instagram: https://www.instagram.com/adev_chudaiva/?hl=id

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *