EKUALISASI DILAKUKAN SEBELUM ATAU SESUDAH TAKE ?

EKUALISASI DILAKUKAN SEBELUM ATAU SESUDAH TAKE ?

“ BANYAK MUSISI ATAUPUN PENATA BUNYI UNTUK MENDAPATKAN SOUND INSTRUMEN YANG DIINGINKAN DILAKUKAN SESUAI DENGAN ARANSEMEN LAGU KETIKA REKAMAN. ”

Namun demikian, tidak semuanya berjalan mulus untuk mendapatkan sound yang diinginkan dengan lagu yang direkam, ketika kita sudah masuk dapur rekaman. Seringkali, di dalam studio rekaman musisi/penata bunyi mengubah tone dasar dari instrumennya yang akan direkam karena faktanya harus menyesuaiakan dengan kebutuhan sound dalam sebuah aransemen secara keseluruhan. Oleh karenya, musisi/penata bunyi harus berupaya se-realistis mungkin, sebuah sound dari instrumen (gitar, bass, atau drum) perlu “menyatu” (koheren) instrumen lain dan aransemen lagunya. Cara ini, demi mendapatkan hasil mixing yang terbaik dan nyaman (bisa dinikmati) oleh pendengarnya.

SETUP

Untuk mendapatkan hasil rekam yang senatural mungkin atau sedekat mungkin dengan aslinya, biasanya dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kreativitas. Karena dalam pendekatan ini, ekualisasi hampir tidak dilakukan sebelum sumber direkam. Untuk mendapatkan bunyi yang seasli mungkin, selalu diusahakan melalui pendekatan teknik miking yang cenderung komplek. Sebab seperti kita tahu, perbedaan posisi, merek, dan tipe, sampai jarak mikrofon dengan sumber ditangkapnya bisa saja menghasilkan sound yang berbeda pula. Teknik miking yang sempurna seringkali menyita perhatian, kreativitas, waktu, dan eksperimen ekstra keras dari sebuah tim penata bunyi yang baik. Bahkan mematangkan seting ampli gitar sesuai kebutuhan (saat merekam gitar). Namun begitu, sumber bunyi yang akan direkam, sebaiknya sudah benar-benar baik. Umumnya, penata bunyi profesional melalukan perbandingan dengan mendengar suara asli ( ampli gitar) di ruang studio (ruang take) dengan suara dari speaker monitor di ruang kontrol, selama beberapa waktu. Setidaknya, mendapatkan sound yang terdengar di speaker monitor studio mendekati sound aslinya, dalam konteks merekam gitar menggunakan amplifier gitar.

“PARA PENATA BUNYI INI DAPAT MELAKUKAN SENTUHAN EQ SETELAH NANTINYA MASUK DALAM TAHAP MIXING SESUAI KEBUTUHAN LAGUNYA”

Namun demikian, proses ekualisasi boleh dilakukan maupun tidak setelah rekam, sesuai kebutuhan mixing. Salah satu kendala yang sangat umum dan bisa dikatakan menjadi tantangan yang menarik bagi musisi. Contohnya, kondisi head drum yang tersedia juga sudah tidak baru lagi. Di sinilah upaya yang dilakukan musisi/penata bunyi untuk mendapatkan sound yang natural dengan menggunakan ekualiser untuk mendapatkan sound yang seolah-olah dihasilkan oleh snare dengan head drum yang masih relatif baru. Hasilnya, sound yang direkam akan terdengar lebih natural, padahal dia sudah tidak sama dengan bunyi aslinya.

Analogi di atas tidak bisa kita samakan untuk semua aplikasi. Tapi setidaknya melakukan ekualisasi sebelum sumber direkam, juga bisa saja dilakukan untuk tujuan tertentu. Kalau ditanya, mana yang paling benar apakah ekualisasi sebelum atau sesudah sumber bunyi direkam? Maka jawabannya keduanya benar. Karena semuanya tergantung pada tujuan akhirnya.

Bila menginginkan bunyi yang semirip mungkin dengan aslinya, lakukan pendekatan miking yang sempurna. Siapkan waktu dan tim yang baik. Sediakan beberapa pilihan mikrofon dengan berbagai tipe. Lakukan eksperimen sebanyak mungkin. Kalau hal tersebut dilakukan di studio profesional yang biaya sewanya tinggi, cari juga pendukung dana yang mau membiayai rekaman tersebut. Atau, kalau akan melakukannya di home studio Anda, coba hubungi beberapa teman yang tertarik pada audio. Mintalah bantuan dan pendapatnya. Pinjam juga beberapa mikrofon yang mereka miliki. Makin banyak pilihan mikrofon, makin banyak kemungkinan yang bisa didapat. Hal ini berlaku untuk merakam semua instrumen, seperti drum, gitar, vokal, gitar akustik, saxophone, perkusi, dan sebagainya.

EKUALISASI

Melakukan ekualisasi sebelum direkam juga boleh saja. Hanya saja memang ada beberapa aturan yang mesti kita ingat. Salah satunya adalah, jangan melakukan ekualisasi terlalu berani dan terlalu ekstrim.

PERBEDAAN POSISI, MEREK, DAN TIPE, SAMPAI JARAK MIKROFON DENGAN SUMBER DITANGKAPNYA BISA SAJA MENGHASILKAN SOUND YANG BERBEDA PULA.

Karena akibatnya, sound yang dihasilkan akan semakin tidak natural. Lakukan eksperimen untuk membuktikannya. Kalau ternyata kita harus melakukan ekualisasi yang ekstrim untuk mendapatkan sound yang natural, pasti ada yang salah pada langkah awalnya. Apakah itu sumber bunyi yang kurang baik. Atau posisi mikrofon yang kurang tepat. Atau pemilihan mikrofon yang salah?

Jadi memang semuanya kembali lagi pada langkah awal, yaitu siapkan sumber bunyi sebaik mungkin. Pilih mikrofon yang tepat (setidaknya menurut spesifikasinya). Dapatkan headroom yang tepat. Dengarkan hasilnya di speaker monitor secara seksama. Barulah lakukan ekualisasi sedikit demi sedikit dengan bolak-balik membandingkannya dengan tanpa ekualisasi.

UPAYA MUSISI MENDAPATKAN SOUND DRUM YANG NATURAL DENGAN MENGGUNAKAN EKUALISER UNTUK MENDAPATKAN SOUND TERBAIK, SEOLAH DIHASILKAN SNARE DENGAN HEAD DRUM YANG MASIH RELATIF BARU

KESIMPULAN

Langkah manapun pilih, EQ sebelum atau sesudah take? semuanya sah-sah saja. Banyak juga engineer yang mengkombinasikan kedua cara tersebut. Atau bergantian melakukannya. Semua tergantung kebutuhan dan situasinya. Yang perlu kita tetapkan dalam ingatan kita adalah upaya mendapatkan sound yang lebih baik. Dan jangan pernah merasa cukup untuk bereksperiman. Tapi, dengarkan juga pendapat rekan engineer lainnya. Karena kita semua punya “selera” masing-masing yang harusnya bikin sound kita jadi kaya.

TIPS EQ

1. Siapkan sumber bunyi sebaik mungkin

2. Lakukan teknik miking sesempurna yang bisa Anda lakukan.

3. Dengarkan secara seksama hasil sound-nya.

4. Lakukan ekualisasi yang tidak terlalu ekstrim.

5. Selalu bandingkan hasil setelah dan sebelum ekualisasi.

6. Perbandingan antara sesudah dan sebelum ekualisasi sebaiknya jangan terlalu drastis.

7. Kalau ekualisasi Anda terlalu ekstrim dan sound yang diinginkan masih belum didapat, kembali ke nomor pertama dan ulangi prosedurnya.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *