BERKEGIATAN DI LINGKUP MUSIK ELEKTRONIK TAK MEMBUAT MUSISI MUDA YANG SATU INI TERDAMPAR DALAM BATASAN-BATASAN SEBUAH MUSIK YANG DIPRODUKSI MELALUI CARA MODERN. DI PUNCAK KEPIAWAIANNYA MENCIPTA MUSIK ALL DIGITAL, JEVIN MALAH MENCARI DETAIL YANG HILANG DARI MUSIK-MUSIK YANG PERNAH DIBUATNYA.
“Sekarang saya lagi senang ngumpulin alat (instrumen) analog,” Jevin membuka percakapan. Musisi yang mengawali karirnya sebagai beat box-er ini menerjemahkan kesenanganya meng-eksplore beragam piranti musik, terutama alat-alat untuk -nya, “Saya ingin bikin band elektronik lagi,” ujarnya. Diakui Jevin, sebenarnya ia memang fokus ingin membuat band elektronik selain memproduksi musik sejenis baik untuk dirinya maupun orang lain. Ia tak menampik banyak orang yang lebih tahu ia sebagai DJ, “Karena saya berasal dari pembuat musik elektronik, orang banyak mikir kalau memproduksi musik itu pasti DJ” terang Jevin yang lebih senang jika disebut sebagai musisi atau music producer.
GLOOMY DAN DARK
Jevin kini memang sedang giat-giatnya berproduksi musik. Salah satunya adalah merampungkan album terbarunya yang ditenggat hingga pertengahan tahun ini, “ Salah satu lagunya ada Capone ,” cerita Jevin tentang single yang dilepas akhir tahun lalu. Rencananya album ini akan berisikan 10 lagu, “ Baru lima atau enam yang terkumpul” kupasnya. Di album barunya nanti, Jevin akan mengklaim dan memantapkan dirinya sebagai produser musik yang versatile, “ Banyak banget musik yang saya dengerin, apalagi electronic music,” katanya. “Dari mulai yang benar –benar soft hingga yang benar-benar kencang”. Jevin mengisahkan kekagumanya pada band Radiohead , James Blake dan Sampha. ”Mereka sebagai musisi tak dibatasi oleh sub genre,” katanya lagi. Menurutnya Radiohead, walaupun band alternatif , memiliki lagu-lagu semacam Karma Police yang lagunya pelan, disisi lain ada juga lagu yang kencangnya. Tema dan warnanya gak gitu-gitu terus.” jelas Jevin lagi. Menurutnya mereka memilki satu garis yang sama walaupun genrenya berbeda. Berkaca dari situ Kevin ingin hal yang sama dengan album electronic music terbarunya nanti ,” Saya ingin seperti itu, luas banget dan memiliki line yang sama,” tambah Kevin. Meski tak merencanakan, Kevin cenderung tak bisa menilai lagunya sendiri, “ Istri dan teman terdekat yang bisa menilai” ujarnya. Gloomy dan dark adalah nuansa yang tak sengaja terbangun di musik-musik ciptaan Jevin. Ia pun mencontohkan dua singlenya Tell Me dan Capone yang sama sekali berbeda dari sisi tempo, “Namun keduanya memiliki line yang sama, ya itu tadi gloomy dan dark,“ tegasnya.

PIRANTI ANALOG
Ciri khas musik Jevin, diakuinya bukan berasal dari alat yang dipakainya,” saya bukan tipe yang bikin jenis musik hanya karena sedang pakai alat apa,” ungkap Jevin. Ia cenderung mencari alat karena akan meng-compose musiknya seperti apa. Jevin mencontohkan Dave Smith Insturment Prophet 08 Synthesizer yang ia miliki sekarang. Berawal dari terpesona oleh salah satu sound milik James Blake. Jevin mencari tahu sound tersebut keluar dari alat apa. Sebagai yang menjadi inspirasi musisi asal London ini, Jevin ingin mengaplikasikan sound tersebut ke dalam karyanya. Termasuk saat ini ia menamakan salah satu preset di synthesizernya dengan mencontohkan dua singlenya Tell Me dan Capone yang sama sekali berbeda dari sisi tempo, “ Namun keduanya memiliki line yang sama, ya itu tadi gloomy dan dark,“ tegasnya.
PIRANTI ANALOG
Ciri khas musik Jevin, diakuinya bukan berasal dari alat yang dipakainya,” saya bukan tipe yang bikin jenis musik hanya karena sedang pakai alat apa,” ungkap Jevin. Ia cenderung mencari alat karena akan meng-compose musiknya seperti apa. Jevin mencontohkan Dave Smith Insturment Prophet 08 Synthesizer yang ia miliki sekarang. Berawal dari terpesona oleh salah satu sound milik James Blake. Jevin mencari tahu sound tersebut keluar dari alat apa. Sebagai yang menjadi inspirasi musisi asal London ini, Jevin ingin mengaplikasikan sound tersebut ke dalam karyanya. Termasuk saat ini ia menamakan salah satu preset di synthesizernya dengan nama’James Blake sound’,” Sebetulnya sound ini sudah bawaan dari Prophet” kata Jevin lagi. Pertimbangan lain, Prophet 08 sudah memilik analog sound yang bagus terutama warm-nya” Untuk mendapatkan sound-sound yang gloomy bisa banget,” tambahnya. Synthesizer yang satu ini memang sudah lama diidamkannya dan baru terwujud di tahun 2016. Sejak itulah, Jevin mulai banyak mengulik. Yang tadinya ia berpikir analog dan digital sama saja, ternyata anggapan itu salah. Setelah mencoba, Jevin merasa itu sangat berbeda,” Soundnya pas keluar beda banget, warmnya dan tebalnya dapet banget” katanya. Sangat terasa ketika ia dulu menggunakan plug in –plug in yang membutuhkan beberapa layer, “ Dengan Prophet, cukup sekali dan sudah oke” timpalnya. Tidak hanya soal sound yang hangat dan tebal, Jevin merasakan sesuatu yang berbeda saat menggambar chord di DAW dengan langsung memainkan di alat, “ Saat direkam tuh’ feeling beda banget” tutur ayah dari Nord Kiano ini. Mencontohkan velocity saat memencet alatnya memiliki perasaan yang sangat berbeda,” Menggambar di DAW tidak bisa mendapatkan se-natural dari hati” ujar Jevin yang mengaku saat ini mulai jarang ‘menggambar di DAW.

MANUSIAWI
Mengaplikasikan perangkat analog dalam sebuah electronic music memiliki daya tarik tersendiri bagi Jevin saat ini. Seluruh produksinya yang sebelumnya menggunakan all digital menggunakan laptop terganti dengan alat-alat analog, “ Setelah memakai alat analog saya merasa simplicity itu penting..” ceritanya. Saat menggunakan all digital, Jevin merasa mendengarkan musik yang teknikal dan ribet itu adalah sesuatu yang bagus. Berbeda saat mendengarkan lagu-lagu yang simpel, ia merasa sangat mudah membuatnya,” Saya belum bisa menghargainya saat itu..” aku Jevin. Baru sekarang, saat memiliki alat analog, ia merasa kesusahan sendiri. “Bagaimana saya bisa memainkan seribet itu kalau saya gak punya skill seribet itu di alat-alat analog?” tutur pria yang juga berayahkan komposer musik dan musisi alat tiup ini. Menurutnya dalam alat analog, kita bukan hanya harus jago sound design, atau mengerti komponen-komponen di alat analog itu seperti apa, namun bagaimana kita bisa meng- compose dan memainkannya secara live. Jevin mencontohkan, misalnya saat ia membuat musik melalui DAW yang sangat –sangat ribet, bisa sangat tak masuk di akal bisa dimainkan oleh manusia apalagi dimainkan secara langsung, “Padahal saat menggambarnya di DAW sangat gampang,” ujarnya. Sampai akhirnya Jevin berpikir kebalikannya. “Ternyata susah bikin lagu yang simple tapi soul-nya dapet” katanya. Menurutnya lebih gampang membuat musik ribet tapi kita tidak memikirkannya secara detail, “ Akhirnya saya lebih suka membuat musik yang simpel” tambahnya. Layernya sedikit saja tapi bisa diperhatikan setiap detail” Tampaknya alat analog memiliki andil tersendiri dalam mendewasakan musik Jevin. Melaluinya, Jevin ingin berkarya yang bisa dipertanggung jawabkan. Selain feel manusia yang bisa ia rasakan saat merekam, Jevin juga ingin bisa memainkan musik nya secara live.
Teks: Dini Wirastri

MODULAR SYNTHESIZER
Merasa puas dengan performa DSI Prophet 08 Synthesizer, Jevin menjadi keranjingan mengumpulkan alat alat bernuansa analog. Berikutnya Jevin melengkapinya dengan modular synthesizer, sebuah rak modular yang berisi unit-unit modul sesuai dengan kebutuhannya untuk berkreasi (DAW tapi analog). Salah satu modul yang dimilikinya adalah analog modular synthesizer Lifeform SV-1. Selain itu adapula Elektron Analog Keys, Elektron Analog Rhythm yang mampu mengkombinasikan analog drum synthesis dengan sample play back, dan OP1. Selain itu Jevin juga melengkapi koleksinya dengan beberapa unit interface rekaman/soundcard seperti UAD Apollo Quad, Preamp UAD 610 Sementara untuk merekan vokal, di studio mini di rumahnya, ia melengkapi nya dengan sE Elctronics 4400.

TRAKTOR S8 NATIVE INSTRUMENT
Alat DJ yang dimiliki Jevin saat ini adalah Traktor S8 keluaran Native Instrument. Ketika mendapatkannya dari ChandraCom beberapa waktu lalu, sebetulnya Jevin sudah sedikit paham tentang karakter si Traktor ini, “ Dulu sempat coba Traktor S4 punya teman,” ujarnya. Menurutnya Traktor Pro 3 memiliki berbagai kelebihan. Salah satunya ukurannya yang tak makan tempat, bisa dibawa kemana-mana,” Sangat beda dengan CDJ yang berukuran lebih besar” ungkap Jevin tentang alat DJ yang sebelumnya sering ia pergunakan. Menurut Jevin lagi, software Traktor Pro 3 sangat intuitive, “ Banyak sekali tur- tur yang membuatnya nyaman” tuturnya. Salah satunya adalah tur Beat Jump. Traktor Pro 3 mampu men-shifting berdasarkan bar, “ Ketukannya gak akan meleset ketika kita shifting” jelas Jevin. Selain itu di Traktor Pro 3 ini memiliki sinkronisasi nada ,” Misalnya dari lagu a ke lagu b, bisa disinkronisasi langsung” tambah Jevin yang merasa amat termudahkan dan termanjakan saat menjadi DJ.

SETTING ALAT
Ketika tampil di acara yang lumayan besar, Jevin kerap membawa alat-alat secara. Sama seperti saat rekaman, Prophet 08 adalah yang utama selain tambahan sebuah keyboard. Jevin melengkapi settingan alatnya dengan mixer, analog Synth, analog Rythm, dan OP1. Berikut gambar settingan alatnya:

Dapatkan di Gramedia Digital: https://eooks.gramedia.com/id/majalah/audiopro/jan-2019. Kemudian Download Aplikasi Gramedia Digital (Android/iOS)