PERKEMBANGAN PASAR INDUSTRI INSTRUMENT MUSIK DI INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN SEMAKIN MENINGKAT. HAL INI TERLIHAT SEMAKIN MARAKNYA PELAKU BISNIS YANG TURUT BERKONSTRIBUSI DI BIDANG INI. SALAH SATUNYA ADALAH LUTHIER DAN SERVICE GITAR.
Di Jakarta sendiri, ada banyak luthier dan tempat service gitar yang terpercaya. Salah satunya adalah Putu Parker. Berbekal ketrampilan yang di asah dari luar dunia musik. Iapun terus mempoles ketrampilannya menjadi keahlian yang berguna di bidangnya saat ini. “ Pernah kerja jadi cuci mobil dan cleaning service, saya dapat ilmu untuk bersih-bersih gitar. Jadi kuli bangunan ngamplas kayu dan ngecat kayu, saya dapat ilmu jadi bisa bikin gitar. Kerja di toko musik nyetel gitar, saya dapat ilmu lagi. Ibaratnya tempat traning, semua yang pernah saya kerjakan sekarang ini tumplek jadi satu. Dan saya beruntung bisa memiliki itu semua.“ Ujar pria kelahiran Nusa Penida ini. Semua berawal di tahun 1996 saat Putu bekerja di toko musik Pioner Teladan Kawasan Blok M. Bakat terpendamnya tereksplor di sana dan mulai bertemu teman-teman luthier serta customer yang hendak service gitar. “ Saat itu lagi hangatnya gitar merk Prince, pokoknya saya bikin enak supaya gitar itu cepat terjual, biar kalau ada pembeli datang gitar itu sudah nyaman di mainkan. Semua di kerjakan tulus, saya Cuma berpikir kalau keluar dari sini saya sudah punya bekal skill.” Tambah pria kelahiran 18 Juli 1974 ini.

MEMBUKA WORKSHOP
Sejak dulu, Putu memang ingin mempunyai usaha sendiri dengan konsep yang berbeda. Prinsipnya Ia ingin salingmembantu dan tidak ingin menyaingi ataupun merasa tersaingi. Keinginan tersebut mulai terwujud sekitar tahun 2008 dengan membuka workshop di daerah Pengadegan. Saat itu, walaupun sudah banyak teman-teman yang datang untuk service ataupun membuat gitar, Putu belum percaya diri. Ia merasa ilmu yang dimilikinya belum cukup dan masih harus belajar serta fokus mengembangkan diri. Menginjak tahun 2011 saat workshopnya pindah di kawasan condet, barulah Putu berani melakukan promosi di social media. “ Saat pertama buka workshop, saya masih takut kalau di bilang bisa menservice gitar. Karena saya otodidak, saya tidak pernah berhenti belajar. Selama proses belajar itu ada dua hal yang saya dapatkan. Kalau tidak di puji, ya di maki. Tapi ya itu, sesusah apapun saya tetap belajar mengikuti kemauan costumer.” Tambah Putu Di tahun itu juga Putu bertemu gitaris blues Rama Satria yang membawa gitar White Ladynya karena telah lama mati suri. Iapun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menunjukkan hasil kerjanya. Saat gitar tersebut sudah kembali bunyi dan dapat di gunakan, Rama langsung memakinya diacara Televisi Show, hal tersebutlah yang secara tidak langsung membantu promosi Putu.

CUKUP TUNJUKKAN KERJA YANG BENAR
Saat Audiopro mendatangi Workshop yang terletak di Jl. Kayu Manis Gang H, Aria 1 No. 46D Condet Jakarta Timur ini terbilang cukup padat dengan antrian yang ada. Sudah puluhan bahkan ratusan lebih gitar dengan bermacam harga yang sudah mampir ke sini. Tidak sedikit pula gitar hasil tangan Putu yang sudah di buat dan di gunakan berbagai kalangan. Bahkan ada yang sudah sampai mancanegara. Namun ada satu gitar yang paling berkesan yang pernah di buat Putu. “ Dulu sekitar tahun 2008, ada yang minta dibuatkan gitar double neck model PGM series. Dengan modal ilmu yang masih minim, saya punya patokan akan maju atau tidak kedepannya. Ketika jadi, gitar itu di pakai pada acara musik dering di salah satu tv swasta, ternyata gitar itu banyak mendapat komentar positif. Nah mulai saat itu saya semakin semangat membuat gitar, merepair gitar dan coba menekuni bidang ini lebih dalam.“ cerita pria yang bernama lengkap Putu Sudarsane. Dari hanya sekedar setting, repaint, maupun service yang tergolong berat di kerjakan sendiri oleh Putu. Ada benarnya juga, karena instrument yang satu ini lebih mengedepankan taste yang hanya bisa dirasakan oleh pemiliknya langsung, beda orang, beda penanganan pasti akan berbeda hasilnya. “ Prinsip utama saya di sini adalah menolong. Apapun gitar yang datang, mau harga berapapun tidak pandang problemnya saya siap membantu dan saya langsung yang kerjakan. Bukannya saya tidak mau ajak orang untuk bantu-bantu.

Saya hanya ingin tunjukkan kerja yang benar menurut saya dan kerja benar menurut customer, dan hasilnyapun benar menurut costumer. “ Ujar pria berambut panjang ini. Tidak sedikit Putu menangani problem yang ekstrem. Dengan pertimbangan yang matang dan siap dengan konsekuensinya. Ia sudah beberapa kali menyanggupi permintaan customer yang cukup aneh. Dari potong body gitar, menipiskan gitar dan yang lainnya. Seringnya permintaan yang tergolong ajaib, membuat Putu membuat tagline nyeleneh “ U.S.A” Usahakan Selalu Ajib agar mudah di ingat. “ Sempat ada problem langka, ada gitar Gibson Junior tapi posisi necknya kurang turun. Padahal setting bridge sudah mentok, tapi senar tetap tinggi. Ternyata necknya bermasalah. Akhirnya necknya saya potong kasih ini itu sampai lurus lalu nishing. Saat yang punya datang dan mencoba, hasilnya di bilang bagus, saya merasa kerja saya benar menurut saya dan Dia, Itulah penghargaan untuk saya.“ tutur Putu. Bicara kreati tas, selain di tuangkan pada hasil kerjanya. Putu juga menerapkan pada alat yang di gunakan untuk repair. Tipikal Putu tidak mau 100 % mengandalkan alat, tetapi lebih pada keahlian tangan. Berbekal dari pola pikir dan melalui proses kerja, ada beberapa alat handmade buatannya untuk di gunakan secara manual sampai elektrikal. Guna mendapatkan ukuran dan hasil yang lebih presisi, ada juga alat buatan pabrikan sesuai standard yang dibelinya karena memang sangat di butuhkan. Melihat semakin maraknya Workshop gitar saat ini, Putu mengaku tidak pernah merasa khawatir.

Percaya skill yang ada di dalam diri sendiri adalah kuncinya. “ Banyaknya workshop di luar, saya malah kurang begitu tahu karena saking fokusnya dengan aktifitas saya menyelesaikan aneka problem derita asmara gitar hingga okem dot jreng. Saya menunjukkan ini lho caraku kerja, bahkan bisa di lihat supaya yang punya gitar tahu.“ Jelas Putu. Putu juga sering berbagi pengalamannya ketika berhadapan dengan problem yang rumit di gitar. Ia sering membuat video tutorialnya agar suatu saat jika ada yang mengalami problem yang sama tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Jika ada yang bertanyapun Ia jelaskan dengan detail. “ Saya tidak khawatir cara kerja di contek. Saya tulus kasih ilmu. Kalau yang lain tidak bisa gunakan, ya berarti tangan dan tastenya beda. Malah ada yang datang cerita dan nanya kok hasilnya beda. Saya tidak menjatuhkan, malah saya kasih semangat. Udah bagus mau belajar dan jangan berhenti, kalau berhenti pasti tidak akan bisa dan jangan gampang nyerah. “ Sambung Putu. Putu juga senang bersosialisasi dan hadir apabila ada acara musik, komunitas atau pameran. Baginya, bersilaturahmi dengan gitaris-gitaris serta teman lainnya di acara tersebut merupakan salah satu cara untuk merefresh pikiran. Ada satu hal keinginan Putu untuk kedepannya, yaitu mau memproduksi masal gitar buatannya untuk pemula. “ Saat ini saya masih semangat membantu menyelesaikan aneka problem derita asmara gitar, tapi namanya membantu pasti ada masanya. Saya mau memproduksi gitar untuk pemula yang sedang belajar gitar. Intinya ingin membantu orang punya gitar harga terjangkau tapi berkualitas.“ Tutup Putu.
Teks: Ressa SM