Saat pertama mendengar brand-nya, jujur kami tidak begitu familiar. tapi jika anda membaca sejarah pedal fuzz, terutama yang digunakan oleh keith richards di lagu “satisfaction”, maka nama Maestro Pedals fz-1 fuzz-tone lah yang muncul. ya, gibson sesungguhnya pernah mempopulerkan pedal fuzz sejak tahun 60-an melalui brand maestro dan kini di 2022 pedal-pedal ini hadir kembali.
By AUDIOPRO
Meskipun efek Fuzz-nya yang dianggap sebagai biang kerok sound fuzz, dulu Maestro sebenarnya juga pernah memiliki pedal-pedal jenis lain seperti EQ, Phaser, Octave, dan lainnya yang tercatat dengan baik di website mereka. Oleh karena itu, tentu kita harus menyambut baik bahwa pedal-pedal Maestro yang kini hadir tidak hanya terbatas pada Fuzz saja. Saat tulisan ini dicetak, memang baru terdapat lima jenis dan semuanya sudah diterjunkan oleh distributor Citra Intirama. Kini, kita berkesempatan mencoba 3 dulu, yaitu Ranger Overdrive, Discoverer Delay, Fuzz-Tone.
Dari segi penampilan, sejujurnya tidak ada kesan vintage yang kental dari Maestro. Tapi memang, ada rasa berbeda dari aura yang dipancarkannya. Sangat berbeda dengan pedal-pedal lainnya, terlihat sederhana namun dengan cerdik memiliki permukaan atas yang miring agar mudah diinjak. Selain itu, model knob dan posisi input outputnya tidak disamping, melainkan di belakang. Tapi masih ada lagi, dan mungkin yang paling mencolok, yaitu adanya lampu di logo tiga terompet Maestro yang akan berpijar saat pedal dalam kondisi ON. Inilah yang membuat pedal ini akhirnya terasa butik-nya.

Maestro Pedals Fuzz-Tone FZ-M
Inilah jenis pedal yang membuat nama Maestro dikenal orang. Kami memang tidak punya pedal aslinya dari tahun 1962, namun hanya dengan melihat control-nya, kita bisa tahu bahwa Fuzz-Tone FZ-M kali ini berusaha menyempurnakan nenek moyangnya dengan lebih banyak opsi. Jika FZ-1 duluhanya memiliki 2 knob Attack dan Volume, maka FZ-M punya satu knob Tone dan satu switch Modern/Classic. Aha, sepertinya huruf M menandakan “modern”.
Kami mencoba pedal ini dengan amplifier Roland Blues Cube dangitar Kramer Focus VT-211S. Saat pedal diposisikan pada switch Classic, terdengar Fuzz yang memang klasik, dengan drive yang lembut. Cukup Rock n Roll untuk bermain lead dan artikulasi senar yang masih bisa digunakan sebagai rhythm. Kami cukup terkesan dengan knob Attack-nya yang responsif. Kita dapat mengulik banyak karakter dengan satu knob ini saja. Untuk knob Level-nya memiliki headroom besar dan bisa menendang volume ampli tanpa menambah clipping.
Saat switch dipindah keposisi Modern, perbedaan karakter menjadi sangat berubah. Yang awalnya Fuzz lembut, menjadi lebih bertenaga dengan gain besar dan respon low yang padat. Namun artikulasi senar masih bisa tetap terjaga. Mungkin inilah daya tarik pedal ini. Satu pedal Fuzz yang bisa mengeluarkan berbagai karakter.

Ranger Overdrive
Pedal selanjutnya yang kita coba adalah sebuah Overdrive, yang memiliki Kontrol layout hamper serupa dengan Fuzz FZ-M. Hanya saja, switch-nya adalah HI dan LO. Dengan setup yang sama, kami mencoba terlebih dahulu karakter pedal ini sebagai stand-alone pedal yaitu channel ampli yang clean. Pedal ini memiliki karakter yang sensitive dan mampu menerjemahkan dinamika picking dengan sangat baik. Pada switch “LO”, karakter overdrive cenderung kearah vintage dengan gain yang tidak terlalu besar dan respon frekuensi yang cenderung balance pada knob tone di arah jam 12. Kita dapat memutar knob Level hingga di posisi full tanpa ada perubahan karakter yang terlalu drastis.
Pedal ini bisa menjadi clean booster yang ideal bagi Anda yang memiliki ampli single-channel untuk melakukan solo. Pada switch HI, karakter drive lebihmemiliki gain besar dan knob Levelnya memiliki lebih banyak headroom. Sebagai booster dengan knob Drive minimal dan Level full, lead singing sustaindapat dihasilan dengan baik. Dalam settingan knob Drive diatas jam 12, cocok untuk menjadi channel Crunch Anda. Kami cukup kagum dengan rendahnya noise dari pedal ini.

Discoverer Delay
Jika dua pedal sebelumnya adalah pedal drive, maka kali ini giliran kami mencoba pedal Delay dari Maestro. Kontrol pertama yang disajikan adalah Delay. Pada pedal merk lain, knob ini juga disebut sebagai “time”, yaitu untuk menentukan waktu suara delay terdengar dari 20 milisekon hingga 600 milisekon. Semakin diputar kekiri, suara delay akan semakin cepat terdengar. Contohnya seperti jenis ‘slap back’ delay. Sedangkan jika knob Delay di putar semakin kekanan, ideal untuk membuat notasi lead solo. Selanjutnya ada kontrol Sustain yang pada pedal lain juga disebut sebagai “repeat”, yaitu banyaknya jumlah suara delay yang kita butuhkan. Lalu ada Mix untuk mengatur komposisi suara delay dengan suara gitar asli kita.
Sebagai analog pedal, pedal ini memang tidak terlalu menawarkan fitur seperti tap tempo atau sub division. Tapi yang menjadikan pedal ini special adalah tone nya yang sangat warm, dan cut thru the mix. Kami yakin sound delay ini akan mudah menembus di sela-sela iringan instrument lain di band Anda dan memang inilah alasan utama analog delay diidamkan banyak orang. Dan masih ada satu lagi senjata rahasia di pedal ini, yaitu switch modulasi yang menempatkannya di antara pedal-pedal analog delay butik lainnya. Modulasi yang ditawarkan Maestro pada pedal delay-nya adalah sejenis pitch shifter yang unik, membuat sound delay Anda sangat ekspresif. Parameter dari modulasinya masih dapat Anda atur melalui trimpot di dalam casingnya.
Kesimpulan
Sejak Fuzz dari Maestro menjadi legenda, mungkin ada banyak pedal lain yang mencoba menghidupkannya kembali dan beberapa dari mereka berhasil. Pada waktu itu, memang tidak ada pilihan lain selain membuat clone-nya karena pedal aslinya sudah termasuk sangat langka. Namun bagaimana jika Gibson, si pemilik asli brand Maestro tersebut yang membuatnya? Kami memang belum cukup beruntung pernah mencoba pedal-pedal asli dari Maestro pada tahun 1960an (karena penulis memang belum lahir!).
Tapi kami yakin Gibson sudah mempersiapkan segalanya lengkap dengan racikan bumbu rahasia yang membuatnya menjadi legenda, dan ketiga pedal inis udah membuktikan kualitasnya.
Tidak hanya tone yang warm dan full analog, namun kualitas casingnya juga sudah terasa aura high-endnya. Berat, kokoh, namun tetap pedalboard friendly dengan ukurannya yang sudah disesuaikan agar dapat digunakan oleh gitaris jaman sekarang.
Artikel ini juga terdapat dalam majalah digital Audiopro terbaru edisi 51. Masih banyak artikel menarik lainnya. Dapat langsung Download disini.